cuma pena cinta

Seperti merajut benang kusut yang hendak kau tenun,
aku mencintaimu penuh liku..
Tidakkah kau sadari awan mendung menantimu, wahai pelangi?
Atau kau hanya berpura bingung untuk menghindari..

Kala wajahku hanya penghias lekukan cinta dihatimu,
aku ingin kau rasa debar keraguan ini mengelitik jiwa..
Aku pula tak ingin angin ini bertiup kencang di dadaku..
Rasanya bagai aku berada di musim salju..

Ini mungkin perasaan yang salah,
tapi ini terlihat begitu nyata saat kau denganku..
Seolah mentari tak mampu lagi mencairkan suasana saat kita bersama..
Seakan batinmu terbelenggu salju, terperangkap..

Aku ingin kau bebaskan rasamu,
bebaskan cinta yang membeku ditengah gurun itu..
Hangatnya rasapun tak lagi kau balas senyum indah..
Cuma simpul dari mata bening saat kau menatapku..

:')

• 
• 
• 
• 
• 

Cinta,
Adakah pada malamnya hadir wajahku?
Bisakah dia rasa getar ini tiap bertemu?
Saat kemelut mengguncang sisi lain batinku..

Cinta,
Adakah ia ingat aku pernah dihatinya?
Bisakah dia lihat kata yang tertulis dilubuk jiwa?
Kata yang tak pernah terucap namun jelas tersirat..

Apakah sama yang dia rasa saat ini?
Dendang gundah hati tak mampu ku halau lagi..
Kubiarkan anak panah rindu melesat kejantungku,
Mengoyak perasaan, mencabik-cabik semua harapan..


Cinta,
Betapa aku ingin ia mengenalku,
Betapa ingin kupandangi ia dari dekat,
Betapa ingin kupeluk jiwanya hingga petang menjemput hari..

Senada rinduku sendu..
Binar-binar kenangan ini terasa mati..
Aku tak mampu lagi berpaling hati,
Tapi bila kau terus beku mungkin aku harus pergi..

• 
• 
• 
• 
• 

Apa yang bisa ditutupi awan atas matahari,
tetap akan ditembus sinarnya..
Apa yang bisa ditutupi kabut atas bukit,
tetap akan diterjang hijaunya..

Aku tak sekalipun sembunyi rasa,
Aku bukan tak sanggup membohongimu,
namun aku terlalu takut kau pergi,
kau bagi hati..

Pelangi tak selalu berwarna-warni,
Hingga rupanya hujan mengharap mentari lebih dari sekedar menyinari..
Awan kelabu membungkus langit, menghapus biru..
Bagai tangis seorang gadis yang dilanda ragu..

Sejenak kau berpikir, aku gentar..
Bukan maksudku untuk menghapus rasa yang berdiri tegar..
Namun gelisahku memakan jiwa dan segenap perasaan..
Kamu, yang selama ini berjuang untuk aku..

• 
• 
• 
• 
•