cuma pena cinta

lihat padaku,
apa yang tersembunyi hingga kau bisukan cinta?
genggam tanganku,
apa yang hangat tak mampu cairkan salju?

 pendirinmu teramat teguh,
sedihkupun hanya sebatas angin lalu..
egomu seperti membatu,
pedulipun sekedar formalitas kalbu..

tahukah kamu aku masih setia?
dimana rasa yang dulu kau punya?
lupakah?
pudarkah?

aku didekatmu meski hanya memandang..
aku disisimu meski tak mampu merengkuh..
kedaan ini telah menjadi dinding pemisah,
sepertinya lama waktu berlalu tak pengaruhi pola pikir kita..

tiadakah lagi rasa menari didasar jiwa?
hingga mudah kau pergi berlalu tanpa bertanya..
luputkah aku dari murni kasih yang kau bina?
hingga sedikitpun celah hatimu tertutup untuk ulang kisah..

penatku,
resahmu,
galauku,
kacaumu..

• 
• 
• 
• 
• 

Sayang,
malam ini tanpamu terasa begitu sepi..
nyanyian binatang malam tak mampu menghibur hati..
Sayang,
adakah aku dimimpimu malam ini?
agar setidaknya menyemangatiku yang merasa kehilangan..
Sayang,
dimana kau bumi pijaki, disana pula aku berdiri..
maaf bila suatu hari aku tak bisa disisi..
Sayang,
dengar namanya bagimu mungkin anugerah,
tapi hatiku berkecamuk karenanya, cinta..
Sayang,
air mataku malam ini menitik lagi,
kuharap katamu bukan sekedar janji..
Sayang,
mungkin ini bukan puisi..
Tapi aku amini ini juga bukan notes curahan hati..

:')

• 
• 
• 
• 
• 

Mekar!
kini waktunya aku panen bunga,
harum mewangi kepenjuru taman  hati..
kelopak merekah mengundang sang kumbang..

jari ini terluka karena mawarku,
tapi merahnya mengobati,
aku bahagia,
ku persembahkan setangkai untukmu..

darah dijari ini telah menghabisi nyawa..
membanjiri tanah hatiku,
biar!
asal senyum itu membalut perihnya..

dari sana kau bisa pahami,
betapa ini seperti api untuk air,
atau air yang memadamkan api?
aku rela untuk menjadi itu..

• 
• 
• 
• 
• 

tapak-tapak ini terlihat terlalu pasti,
walau sesungguhnya segalanya hanya semu,
namun dihatiku, basa-basi itu janji..
pura-puramu itu kata yang tersembunyi..

padanya bisa kau lihat indah dunia,
padanya pernah terbagi secelah hati..
meski diriku bertahta lebih dahulu,
meski kini namaku yang menjadi ratu..

pernahkah kau coba pindai perasaan?
masa lalu itu kadang seperti menusuk kalbu,
seolah menjadi duri dalam rasa,
yang suatu waktu membuat gerimis di sudut mata..

berjuta kata mencoba meneguhkanku,
mungkin aku berpegang pada tonggakmu,
tapi apa aku bisa menyirna ia dari isi kepala?
tapi apa aku bisa menghapus resah tentang dia dari jiwa?

meski kau genggam hatiku,
meski kau hujani aku dengan berjuta cinta,
meski aku tenggelam dalam samudera rasa,
ini takkan pernah buatku tenang jalani cerita..

• 
• 
• 
• 
• 

Mungkin bukan utuh yang kupunya dari hatiku,
mungkin kau berat untuk menyatukannya,
dan itu yang kuharap darimu,
kau punya cara untuk mengembalikan cercah gairahku..

Kepingan-kepingan itu kini ditanganmu,
akankah kau uat remuk sisanya?
sengal napasmu seperti lelah disisiku,
tapi kuharap kau akan terus menitinya hingga pulih kebentuknya..

Disana, dihati yang akan kau tinggali,
tanamlah bibit rindumu sebanyak kau mampu..
agar kau bisa berteduh kala cinta kita gersang oleh api cemburu..
dan menyejukkanmu dengan embun kenangan yang tercipta..

Kuharap kau berinya warna..
setelah ia hancur dan merana,
kini ia seolah beku setelah dirundung luka,
seolah mati setelah terbalut kecewa..

Tinggallah,
jadilah mata air untuk gurun hatiku,
jadilah mentari untuk kutub jiwaku,
jadilah cinta untukku selamanya...

• 
• 
• 
• 
•